Profil

Profil pemilik Catatan Pikan yang asal dibikin,
Tapi informasinya bukan asal-asalan, “ASLI  LHO”…  heheh

Informasi tentang siapa sebenarnya pemilik blog yang masih amburadul ini akan dituangkan secara amburadul pula dalam tulisan yang mungkin bagi sebagian orang disebut sebagai “biografi singkat” ini tak akan pernah ada seandainya tidak ada halaman profil dalam sebuah blog… Halaman blog ini jugalah yang menginspirasi saya untuk menuangkan hasil tulisan tangan sendiri mengenai apa yang sehari-hari saya alami.  Ketidak formalan sebuah informasi bukanlah berarti bahwa informasi itu tidak benar adanya, dan begitupun dengan informasi mengenai siapa saya yang tertuang di bawah ini. 🙂 🙂 🙂
Oke  tidak usah berpanjang lebar,,, langsung saja kita ikuti perjalanan hidup seorang anak gunung yang akhirnya berprofesi sebagai orang pesisir. Jangan ketawa yach.. 🙂 🙂 🙂

Hm… mungkin agak aneh, tapi inilah gambaran diri yang tak akan pernah terlupakan oleh saya… dan apa yang tertuang dalam gambaran diri ini adalah murni dari apa yang ada dan sebagian besarnya merupakan sumber inspirasi saya dalam mengarungi hidup ini…

Sahabat-sahabat saya sering memanggilku “Fiyank”, walaupun sebenarnya itu bukan nama asli tapi masih rada-rada mirip dengan aslinyaSupyan”…  Lahir 01 November 1977 di Tanah Massenrempulu (yang lebih populer dengan nama Enrekang) tepatnya di sebuah dusun yang bernama Dusun Kaban, Kecamatan Alla’. Dusun itu terletak di  Bagian Barat Duri (sebuah sub etnis di daerah Sulsel), daerah dengan topografi pegunungan dan merupakan daerah tertinggi yang ada di Sulawesi (Gg. Latimojong).  Tapi tempat lahir dan bermain bukan di kaki atau di lereng Latimojong..  Tempat lahir dan bermain semasa kecil agak jauh letaknya dari Latimojong.. tapi topografinya masih agak mirip dengan latimojong, bedanya, klw latimojong tertinggi di Sulawesi, maka Tempat saya (tepatnya di kaki Buntu Simbolong) hanya tertinggi di Desa kami, Desa Batu Kede… :).  Tapi walaupun tidak tinggi, panorama gunung simbolong sudah terkenal sampai ke pusat kota Enrekang, bahkan sampai ke Makassar, ini disebabkan karena tiap hari ramai dikunjungi para warga sekitar hanya untuk sekedar menikmati pemandangan dari atas puncak Simbolong…

Kembali ke urusan biodata, Saya putra pertama dari 4 (empat) bersaudara (hasil pernikahan “Hasan” dan “Suri”) kebetulan juga, selain sebagai putera pertama, juga menyandang predikat sebagai Cucu Pertama dari Nenek/Kakek pihak bapak dan juga dari pihak Ibu.  Mungkin kelak akan jadi keluarga tertua dari keturunan Liku dan Palimbong yang masih sama-sama keturunan Nenek Kadinge… ya Nenek Kadinge (Nenek Moyang sebagian besar warga desa di mana saya dilahirkan).

Oh ya…. lanjut cerita…
Kisah perjalanan hidup Q akan dimulai saat aku mulai bisa mengucap yang namanya kata demi kata… saat itu, hal pertama yang aku ingat sampai skrg adalah ketika aku digendong oleh Om Lebong (adek bapak) yang saat itu katanya mau merantau ke Pulau Kalimantan..
Kemudian masa-masa kecilku berlanjut dibawah Asuhan Ortu yang masih dalam bimbingan Kakek/Nenek. Saya masih ingat betul bagaimana keluarga kami mengawali hidup di rumah kakek/nenek. Keadaan inilah yang membuat saya sangat dekat dengan Nenek Bulan (Bapaknya Bapak). Sebagai cucu pertamanya, masa kecilku selalu dibawah penjagaan beliau.  Mulai dari mengaji, bahkan untuk mendaftar masuk Sekolah Dasar Negeri yang agak jauh dari rumah kami, Beliau yang harus ngantar saya…….

Aku masih ingat jelas, saat itu, hari kamis (lupa tanggal pastinya, yg jelas Bulan Juli tahun 1983) saya di antar untuk mendaftar ke SD 93 Parandean (disekolah inilah aku menamatkan pendidikan Dasar 6 tahun).  Oh ya hampir lupa……….. Julukan Nenek Bulan juga adalah julukan yang berasal dari saya sendiri. Sekedar info bahwa di daerah tempat saya dilahirkan, tidak ada perbedaan panggilan antara Kakek dan Nenek, semuanya dipanggil Nenek. sehingga Bapak dari Bapak kupanggil juga Nenek. Sebelum aku memanggilnya Nenek Bulan, semua orang memanggilnya Ambe Kutana.. tapi setelah saya menyebutnya Nakek Bulan (Kupanggil Kakekku “Nakek Bulan” karena  semua  Rambutnya berwarna putih, tapi bukan UBAN) org lain pun bertanya siapa nama Nenekmu (Istrinya Kakek Bulan), maka dengan spontan saya jawab “Nenek Lotong” (Nenek yang rambutnya Hitam)… Entah siapa yang pertama mengikutiku, yg jelas, panggilan itu melekat sampai ajal beliau tiba (Tahun 95). Kisahku dalam asuhan Kakek yang sangat kubanggakan ini tidak akan terlupakan selamanya.
Beliau menanamkan Keberanian untuk melawan rasa takut dalam diriku… beliau pulalah yang pertama mengenalkan padaku huruf Alquran dan Tajwidnya.  Hal yang paling berkesan selama dalam asuhan “Nenek Bulan” adalah bahwa kemanapun Beliau pergi, akulah yang pertama diajaknya selama kepergiannya tidak mengganggu hari sekolahku. Selama hidupnya, yang saya ingat hanya sekali beliau marah terhadapku, ketika aku terlambat pergi ngaji di kamarnya…. aku sangat sedih ketika itu, seakan hilanglah kasih sayang org yang paling dekat dengan aku, tapi ternyata di kemudian hari aku tau bahwa kemarahannya itu justru sebuah pelajaran yang tak bisa dinilai dengan apapun…. bahwa kedisiplinan adalah awal dari sukses… saya tak boleh lalai dalam hal yang berhubungan dengan pengembangan diri saya sendiri….  🙂 🙂 :).

hmmmmmmmmm…. ceritanya disambung lagi nanti yach…  baru mo dipikir2 lagi apa yang mau disampaikan berkenan dengan yang namanya biografi.. 🙂 …… ……. …….. ………….. bersambung…

  1. Saya suka di bagian “…seorang anak gunung yang akhirnya berprofesi sebagai orang pesisir…” Dari agro ke Maritim neh Bro hehehe..

Tinggalkan komentar